Pemdes Cikupa Gelar Konvergensi Stunting
Konvergensi Stunting Desa Cikupa Karangnunggal, Tasikmalaya |
Karangnews - Sebagai upaya menekan angka stunting di Desa Cikupa Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Pemerintah Desa Cikupa menggelar konvergensi pencegahan stunting di Balai Aula Desa, Senin sampai dengan Rabu, (05/10/2020).
Kegiatan yang menghadirkan narasumber dari Puskesmas dan Bidan Desa, dibuka oleh Kepala Desa Cikupa Yudha Heryadhi.
“Ini bukan hanya tanggung jawab Tim Kesehatan semata, melainkan tanggung jawab kita bersama,” tegas Yudha.
Menurutnya, penurunan stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk menghindari dampak jangka panjang yang merugikan, seperti terhambatnya tumbuh kembang anak.
“Karena stunting tidak hanya berkaitan dengan hambatnya pertumbuan fisik, tetapi juga mempengaruhi perkembangan otak, sehingga tingkat kecerdasan anak tidak maksimal.
Olehnya itu, diperlukan pendekatan menyeluruh, yang harus dimulai dari pemenuhan prasyarat pendukung seperti akses terhadap pelayanan kesehatan untuk pencegahan dan pengobatan,” terangnya.
Dalam pelaksanaannya, upaya konvergensi percepatan pencegahan stunting dilakukan mulai dari tahap perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi.
Ada 8 (delapan) tahapan aksi konvergensi percepatan pencegahan stunting :
1. Melakukan identifikasi sebaran stunting, ketersediaan program, dan kendala dalam pelaksanaan integrasi intervensi gizi.
2. Menyusun rencana kegiatan untuk meningkatkan pelaksanaan integrasi intervensi gizi.
3. Menyelenggarakan rembuk stunting tingkat kabupaten/kota.
4. Memberikan kepastian hukum bagi desa untuk menjalankan peran dan kewenangan desa dalam intervensi gizi terintegrasi.
5. Memastikan tersedianya dan berfungsinya kader yang membantu pemerintah desa dalam pelaksanaan intervensi gizi terintegrasi di tingkat desa.
6. Meningkatkan sistem pengelolaan data stunting dan cakupan intervensi di tingkat kabupaten/kota.
7. Melakukan pengukuran pertumbuhan dan perkembangan anak balita dan publikasi angka stunting kabupaten/kota.
8. Melakukan review kinerja pelaksanaan program dan kegiatan terkait penurunan stunting selama satu tahun terakhir.
Sedangkan Desa Cikupa sendiri, memilih Tiga sasaran utama yang jadi prioritas dalam Konvergensi Stunting antara lain, Peningkatan Kapasitas Kader Posyandu, Kelas Ibu Hamil, dan Kelas Ibu dan Balita, guna penanganannya.
Kades Cikupa Yudha Heryadhi mengatakan, dalam sosialisasi Prevensi Stunting bahwa kader Posyandu agar mempunyai kapasitas dan kemampuan untuk memberi pemahaman dan menggiring ibu hamil agar mengerti bagaimana cara menjaga kesehatan kehamilannya seperti asupan gizi, pola istirahat yang benar, dan pemeriksaan yang rutin minimal 4 sampai 6 kali selama kehamilan.
“Kami Pemerintah Desa Cikupa respek dan sangat mendorong program sosialisasi dan Prevensi Stunting ini, agar Desa Cikupa khususnya secara preventif bisa mencegah, sehingga terbebas dari Masalah Stunting,” tuturnya.
Kegiatan ini juga dihadiri Ketua Tim Penggerak PKK Desa Cikupa, Yeni Maryani, Bidan Desa, Kader Posyandu, Ketua BPD dan Masyarakat.
Sekedar untuk diketahui, Stunting merupakan salah satu gangguan tumbuh kembang yang dapat terjadi pada anak. Kondisi ini menyebabkan anak memiliki perawakan pendek. Kabar baiknya, stunting bisa dicegah sejak dini, bahkan sejak masa kehamilan.
Stunting dapat disebabkan oleh faktor genetik, sanitasi yang kurang baik, serta kurangnya asupan nutrisi selama kehamilan. Memenuhi kebutuhan nutrisi sejak hamil hingga anak berusia dua tahun (periode 1000 hari pertama kehidupan) merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting, tentunya sambil terus memantau pertumbuhannya.
Mengenali Kondisi Stunting pada Anak
Gangguan pertumbuhan stunting atau anak berperawakan pendek dapat dipantau melalui perkembangan tinggi anak. Orang tua dapat memantau pertumbuhan anak dengan membawanya ke dokter anak atau posyandu secara berkala. Periksa pertumbuhan anak setiap bulan jika usianya masih di bawah 1 tahun, dan setiap 3 bulan jika usianya sudah 1-3 tahun.
Pertumbuhan anak akan dipantau menggunakan kurva pertumbuhan sesuai standar World Health Organization (WHO). Seorang anak bisa dikatakan stunting, jika tinggi badannya berada di bawah standar pertumbuhan anak tersebut.
Tidak hanya tampak pendek, stunting juga berisiko mengganggu perkembangan kognitif dan kemampuan belajar anak. Selain itu, stunting juga dapat meningkatkan risiko anak mengalami berbagai penyakit kronis ketika dewasa, seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung.
Cara Mencegah Stunting
Stunting pada anak dapat dicegah sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun, atau disebut juga sebagai periode 1000 hari pertama kehidupan. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko anak mengalami stunting:
Cukupi kebutuhan zat besi, yodium, dan asam folat
Zat besi, asam folat, dan yodium merupakan nutrisi penting yang wajib dipenuhi ibu hamil untuk mencegah stunting. Kekurangan zat besi dan asam folat dapat meningkatkan risikoanemia pada ibu hamil. Anak yang lahir dari ibu hamil dengan anemia lebih berisiko mengalamistunting.
Ibu hamil bisa mendapatkan ketiga nutrisi ini dengan mengonsumsi telur, kentang, brokoli, makanan laut, pepaya, dan alpukat. Selain itu, ibu hamil juga bisa mengonsumsi vitamin prenatalsesuai anjuran dokter.
Hindari paparan asap rokok
Agar janin yang dikandung dapat tumbuh dengan sehat, ibu hamil harus berhenti merokok dan menghindari paparan asap rokok. Paparan asap rokok dapat meningkatkan risiko bayi lahir prematur atau memiliki berat badan kurang.
Jika ada anggota keluarga yang merokok di rumah, sebaiknya ibu hamil memintanya untuk tidak merokok di dalam rumah. Namun, jika ibu hamil sedang berada di luar rumah, paparan asap rokok dapat dicegah dengan mengenakan masker.
Rutin melakukan pemeriksaan kandungan
Rutin melakukan pemeriksaan kandungan adalah hal yang tidak kalah penting dalam mencegahstunting. Pemeriksaan rutin selama hamil bermanfaat untuk memastikan nutrisi yang dikonsumsi ibu hamil cukup dan mendeteksi jika ada komplikasi pada kehamilan. Semakin cepat diketahui, komplikasi kehamilan dapat semakin cepat diatasi.
Kemudian setelah bayi lahir, lanjutkan upaya pencegahan stunting dengan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan untuk memaksimalkan tumbuh kembangnya. Setelah berusia lebih dari 6 bulan, bayi dapat diberikan tambahan nutrisi berupa makanan pendamping ASI (MPASI).
Beragam faktor lingkungan seperti kebersihan lingkungan, pola pemberian makan, dan angka kejadian infeksi pada anak juga berperan terhadap risiko anak terkena stunting. Untuk itu, pastikan makanan yang diberikan pada Si Kecil telah dipersiapkan dengan baik, sehingga terjamin kebersihannya.
Jangan lupa berikan anak imunisasi sebagai upaya perlindungan terhadap berbagai penyakit infeksi, terutama imunisasi dasar sesuai anjuran Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Jika orang tua melihat Si Kecil memiliki perawakan yang lebih pendek dibanding anak sebayanya, sebaiknya bawa ia ke dokter anak untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang terbaik. Penulis ; Iman/PanduDesa/JurnalisDesa